Kamis, 28 November 2013

lontar


Pengertian Teknik Tebek Wayah
                        Menurut  (Bagus: 20.1983) suatu tulisan atau aksara Bali disebut ”wayah” adalah ”tetuek dan ukiran ” hurufnya baik. Tetapi apabila bangun tulisannya kurang baik dan jelek, bentuk tulisan seperti itu umumnya disebut ” nguda” (muda). Istilah jelak ”buruk” tidak dipergunakan dalam tradisi nyurat aksara Bali terlebih pada daun rontal. Hal ini ada hubungannya dengan kehidupan sosial budaya masyarakat pendukungnya. Masyarakat Bali sangat menghormati huruf Balinya yang disebut aksara atau sastra atau” Sanghyang Aji Sastra ”. Aksara dianggap memiliki nilai spiritual dan suci yang membentuk satu hubungan antara sistem aksara, upacara, dan kepercayaan agamanya. Oleh karena itu, masyarakat Bali benar-benar menghormati segala kegiatan yang berkaitan dengan tradisi tulis menulis aksara Bali, seperti halnya dengan pekerjaan nyurat lontar. Perilaku seperti itu merupakan cermin dari sikap sosial budaya masyarakat Bali yang tampak dalam pemakaian bahasa Bali. Melalui pernyataan lain dapat dikatakan bahwa, pemakaian kata ”nguda” .
                        Melalui perkembangannya, sistem dan media penulisan aksara Bali terus berkembang sesuai dengan kebutuhan dengan beragam ejaan sesuai dengan periode perkembangannya. Sekalipun modernisasi telah ikut pula mempengaruhi kebudayaan Bali, tradisi penulisan aksara Bali pada daun rontal dan buku cetak masih terus digeluti dan terus berkembang hingga kini. Sesuatu yang menarik dari sistem penulisan aksara Bali pada daun rontal adalah teknik menulis yang menghasilkan beragam jenis bentu aksara Bali sangat dipengaruhi oleh keberadaan tapak tangan sang penulis, di samping ditentukan oleh bakat dan kemampuan dari sang penulisnya. Namun, sehubungan dengan penelitian ini fokus permasalahan yang dibahas adalah teknik penulisannya, yaitu teknik menulis ” tebek wayah” bukan pada praktek menulis lontar, sehingga sangat diharapkan dalam penelitian ini bentu-bentuk aksara dengan penulisannya yang terdapat dalam lontar-lontar dapat dipublikasikan secara umum dalam pembelajaran menulis aksara Bali pada buku tulis atau dengan menggunakan pola imitasi lontar dengan penulisan aksara sistem terbaik, untuk beberapa jenis aksara Bali. Penulisan aksara bali dengan teknik ” Tebek Wayah” merupakan teknik menulis yang sudah ada dan berkembang dalam lingkaran tradisi tata tulis lontardan para penggelutnya dari dulu hingga kini. Namun, tradisi penulisan aksara tersebut belum sama sekali tersentuh untuk dapat dipublikasikan secara luas khususnya dalam penilaian formal di sekolah-sekolah, mengingat tradisi atas bentuk tulisan ini dirasa perkembangan dan persebaranya sudah semakin menyempit, sehingga diperlukan usaha untuk kembali mengangkatnya kembali kepermukaan dalam ranah pengembangan tradisi tata tulis Bali secara modern dan formalitas.
                        Penampilan huruf yang indah yang dikonotsaikan sebagai hasil dari tulisan ”Tebek Wayah” menjadi faktor yang sangat menentukan atas kemampuan penulisan terhadap uger-uger penulisan aksara Bali, sehingga kemampuan menulis tersebut bisa dikembangkan ke bentuk-bentuk yang lebih bervariasi seperti lukisan Modre .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar