Pengertian Teknik Tebek Wayah
Menurut (Bagus:
20.1983) suatu tulisan atau aksara Bali disebut ”wayah” adalah ”tetuek dan
ukiran ” hurufnya baik. Tetapi apabila bangun tulisannya kurang baik dan
jelek, bentuk tulisan seperti itu umumnya disebut ” nguda” (muda). Istilah jelak ”buruk” tidak dipergunakan dalam
tradisi nyurat aksara Bali terlebih
pada daun rontal. Hal ini ada
hubungannya dengan kehidupan sosial budaya masyarakat pendukungnya. Masyarakat
Bali sangat menghormati huruf Balinya yang disebut aksara atau sastra atau” Sanghyang Aji Sastra ”. Aksara dianggap
memiliki nilai spiritual dan suci yang membentuk satu hubungan antara sistem
aksara, upacara, dan kepercayaan agamanya. Oleh karena itu, masyarakat Bali
benar-benar menghormati segala kegiatan yang berkaitan dengan tradisi tulis
menulis aksara Bali, seperti halnya
dengan pekerjaan nyurat lontar.
Perilaku seperti itu merupakan cermin dari sikap sosial budaya masyarakat Bali
yang tampak dalam pemakaian bahasa Bali. Melalui pernyataan lain dapat
dikatakan bahwa, pemakaian kata ”nguda”
.
Melalui perkembangannya,
sistem dan media penulisan aksara Bali terus berkembang sesuai dengan kebutuhan
dengan beragam ejaan sesuai dengan periode perkembangannya. Sekalipun
modernisasi telah ikut pula mempengaruhi kebudayaan Bali, tradisi penulisan aksara Bali pada daun rontal dan buku cetak masih terus
digeluti dan terus berkembang hingga kini. Sesuatu yang menarik dari sistem
penulisan aksara Bali pada daun
rontal adalah teknik menulis yang menghasilkan beragam jenis bentu aksara Bali sangat dipengaruhi oleh
keberadaan tapak tangan sang penulis,
di samping ditentukan oleh bakat dan kemampuan dari sang penulisnya. Namun,
sehubungan dengan penelitian ini fokus permasalahan yang dibahas adalah teknik
penulisannya, yaitu teknik menulis ” tebek
wayah” bukan pada praktek menulis lontar, sehingga sangat diharapkan dalam
penelitian ini bentu-bentuk aksara dengan penulisannya yang terdapat dalam
lontar-lontar dapat dipublikasikan secara umum dalam pembelajaran menulis
aksara Bali pada buku tulis atau dengan menggunakan pola imitasi lontar dengan
penulisan aksara sistem terbaik, untuk beberapa jenis aksara Bali. Penulisan
aksara bali dengan teknik ” Tebek Wayah” merupakan
teknik menulis yang sudah ada dan berkembang dalam lingkaran tradisi tata tulis
lontardan para penggelutnya dari dulu hingga kini. Namun, tradisi penulisan
aksara tersebut belum sama sekali tersentuh untuk dapat dipublikasikan secara
luas khususnya dalam penilaian formal di sekolah-sekolah, mengingat tradisi
atas bentuk tulisan ini dirasa perkembangan dan persebaranya sudah semakin
menyempit, sehingga diperlukan usaha untuk kembali mengangkatnya kembali
kepermukaan dalam ranah pengembangan tradisi tata tulis Bali secara modern dan
formalitas.
Penampilan
huruf yang indah yang dikonotsaikan sebagai hasil dari tulisan ”Tebek Wayah” menjadi faktor yang sangat
menentukan atas kemampuan penulisan terhadap uger-uger penulisan aksara Bali,
sehingga kemampuan menulis tersebut bisa dikembangkan ke bentuk-bentuk yang
lebih bervariasi seperti lukisan Modre .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar